Tenggarong, 17 Desember 2020
Sungguh menyenangkan perjalanan dengan menggunakan Bus Air ( Kapal Sungai ) mendapat suasana berbeda selama perjalanan, Suasana gembira selama diperjalanan bersama teman teman Peserta Workshop Jinggle " Kukar Asia Wonder Tahun 2020 " juga para Duta Wisata Kutai Kartanegar dan juga banyak pejabat dan staf Dinas Pariwisata Kab. Kukar yang ikut dalam perjalanan selama 2 hari tersebut.
Perjalanan dengan tiga buah kapal wista cukup nyaman dan aman tanpa adanya gangguan yang cukup berarti. Jam 07.00 wita tanggal 12 Desember 2020 kami sudah berkumpul di pelabuhan depan Museum Mulawarman Tenggarong, tidak berapa lama kami sudah berangkat diawali dengan pemeriksaan suhu badan dan mengisi daftar hadir serta pembagian masker, alat tulis, dan formulir survey mengenai kunjungan perjalanan kami.
Perasaan haru dan kagum selama perjalanan menuju Desa Wisata Lekaq Kidau Kecamatan Sebulu, karena sudah hampir15 tahun sudah tidak pernah menempuh perjalanan menyusuri sungai Mahakam. Desa Lekaq Kidau adalah desa yang cukup tenang dan dengan penduduknya yang ramah tamah, kami disambut dengan 3 buah tarian tradisional dayak kenyah yang musiknya cukup akrab kita dengar hampir setiap tarian dayak, monotone dan itulah khas mereka yang mereka pertahankan, Pakaian tari yang terlihat cukup mewah hasil dari kerjainan tangan yang mereka miliki secara turun temurun.
Banyak sovenier yang bisa kita beli sebagai oleh-oleh dengan harga yang cukup bervariasi. semuanya merupakan kerajinan tangan yang patut kita hargai dan bernilai tinggi. Kehidupan di desa Lekaq Kidau ini adalah petani dan nelayan, Berburu babi, rusa dan lainnya masih mereka lakukan di hutan yang masih cukup lebat di kampung desa mereka.
Perjalanan selam 8 jam dari Tenggarong sampai Lekaq Kidau tidak terasa karena dalam kapal ada hiburan Live Music Organ Tunggal / Electone dan Karaoke. Ada yang bersenda gurau di balkon depan dan buritan kapal dengan kursi dan meja yang nyaman.
Ruang tidur yang terbuka cukup asik untuk kelompok Jinggle Asia Wonder, dan Kelompok Pembuat Logo Asia Wonder, ada yang sepanjang jalan hanya main kartu remi, makan, dan asik dengan permainannya. Sedangkan kelompok Duta Wista menggunakan kapal yang belainan, tetapi saat makan kapal akan saling merapat gandengan.
Kelomok lain menggunakan kapal dengan ruang kamar tidur cukup untuk dua orang diisi oleh para pejabat dan staf Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai.
Selama perjalanan hanya sampai Desa Pela diperkiakan lebih dari 50 ponton batu bara yang sarat dengan muatan apabila menuju hilir, dan yang mudikpun hampir sama, jadi jika anda ingin melihat hasil bumi kalimantan timur yang sedang buming saat ini susurilah sungai Mahakam, dari hilir sampai hulu, Anda akan terkagum kagum dan meratap ratap antara senang dan sedih. Senang karena melihat bumi kita kaya sekali, tapi kontras sekali dengan penghidupan masyarakat sekitar yang wajah mereka saat ini tidak begitu gembira, Tidak sempat kami menghitung berapa banyak terminal batu bara / Kompayer Batu Bara sepanjang sungai Mahakam.
Kekayaan alam kita lenyap dengan sisa kerusakan lingkungan yang ditinggalkan begitu saja, seperti halnya cerita orang tua kita dulu, bahwa kita pernah ada istilah Banjir Kap, Penduduk semua bekerja sebagai penjual kayu gelondongan dengan mengambil kayu dihutan tanpa ada kontrol, Penduduk menyimpan uang hasil penjualan kayu di dalam kulkas, karena kulkas tidak bisa difungsikan akibat tidak ada listrik.
Banyak pegawai kantor pemerintah berhenti karena ikut mencari/menebang kayu dihutan. Tapi apa yang tersisa saat ini, kita masih kesulitan menemukan jalan yang nyaman untuk menghubungan antara kampung ke kampung, desa ke desa, desa ke kecamatan, kecamatan ke kecamatan.
Ada desa yang kami lewati ternyata menimbulkan bau tidak sedap akibat limbah,..
Sekarang pengawasan lingkungan ....?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar